ORANG-ORANG Mesir sangat gandrung
sama al-Quran.. Kemanapun mereka pergi, mereka tidak lupa untuk membawa mushaf.
Tidak heran bila hampir semua orang (apapun tugas, karir dan jabatannya)
terlihat membaca Quran di sela-sela waktu senggang atau ba'da shalat. Begitu
juga pemilik toko, penjaganya, para karyawan, satpam, sopir taksi, bos-bos
kantoran, selalu terlihat membaca al-Quran. Kalau tidak dibaca, Al-Quran mereka
letakkan dengan rapih di atas mejanya, atau ditenteng dan disimpan dalam tas
jika bepergian.
Ayat al-Quran juga sering
diperdengarkan dari rumah-rumah sederhana hingga hotel berbintang lima, dari
warung-warung kecil hingga shopping center mewah, dari sarana transportasi
butut hingga pesawat terbang.
Nyaris di semua tempat selalu ada
yang membaca al-Quran. Begitupun di dalam taksi, mikrolet, bus kota, kereta
api, tram kota, senantiasa para pemuda, bapak-bapk dan kaum hawa senantiasa
khusyu membaca Quran sambil mengusir suara bising obrolan dan deru knalpot.
Secara umum, ayat-ayat al-Quran yang
"distel" di dalam kendaraan sangat bempengaruhi
"karakteristik" pendengarnya. Normalnya, para penumpang malu untuk
berbuat hal-hal yang tidak senonoh.
Kendati begitu, tetap saja ada saja
pemandangan yang di luar dugaan. Misalnya, gara-gara ada copet akhirnya copot
seluruh isi dompet. Atau ada saja yang berbuat ricuh di dalam bus lantaran
rebutan tempat duduk, tak setuju tarif, perempuan disenggol laki-laki nakal,
dsb. Sementara pembaca al-Quran tetap anteng dan adem ayem.
Pemandangan lain (yang di luar
dugaan) juga terjadi di musim panas tahun 2002, dalam perjalanan menuju
Alexandria , kota pantai yang bersejarah itu. Ada seorang gadis yang berpakaian
sangat minim, bahkan tipis dan tembus pandang. Semula dia tidak kebagian tempat
duduk, akhirnya berdiri, dan "terlihat" oleh semua penumpang (jangan
lupa lho, gadis-gadis Mesir kebanyakan montok-montok atawa 'berisi'). Kebetulan
Seorang syekh mencoba mengingatkan, tapi tidak digubris. Selengkapnya ditulis
oleh kolumnis majalah Almannar (bukan Almannar yang dulu dikelola syekh
Muhammad Rasyid Ridho yang kemudian menulis tafsir Almannar itu, melainkan
Almannar Aljadid/neo-Almannar) berikut ini:
***
Musim panas merupakan ujian yang
cukup berat. Terutama bagi Muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian
kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan etika.
Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan
bisa terjaga. Jilbab memang memiliki multifungsi.
Dalam sebuah perjalanan yang cukup
panjang, dari Kairo ke Alexandria; di sebuah mikrobus, ada seorang perempuan
muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat, karena
menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja
dengan cara pakaian seperti itu mengundang 'perhatian' kalau bisa dibahasakan
sebagai keprihatinan sosial.
Seorang bapak setengah baya yang
kebetulan duduk disampingnya mengingatkan bahwa pakaian yang dikenakannya bisa
mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya sendiri. Disamping itu,
pakaian tersebut juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan. Orang tua itu
bicara agak hati-hati, pelan-pelan, sebagaimana seorang bapak terhadap anaknya.
Apa respon perempuan muda tersebut?
Rupanya dia tersinggung, lalu ia ekspresikan kemarahannya karena merasa hak
privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang!
"Jika memang bapak mau, ini
ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!"
Sebuah respon yang sangat frontal.
Orang tua berjanggut itu hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan
kalimat-kalimat Allah. Penumpang lain yang mendengar kemarahan si wanita ikut
kaget, lalu terdiam.
Detik-detik berikutnya, suasana
begitu senyap. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpi, tak
terkecuali perempuan muda itu.
Lalu sampailah perjalanan di
penghujung tujuan, di terminal terakhir mikrobus Alexandria . Kini semua
penumpang bersiap-siap untuk turun, tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda
tersebut yang masih terlihat tidur, karena posisi tidurnya berada dekat pintu
keluar.
"Bangunkan saja!" kata
seorang penumpang.
"Iya, bangunkan saja!"
teriak yang lainnya.
Gadis itu tetap bungkam, tiada
bergeming.
Salah seorang mencoba penumpang lain
yang tadi duduk di dekatnya mendekati si wanita, dan menggerak-gerakkan tubuh
si gadis agar posisinya berpindah. Namun, astaghfirullah! Apakah yang terjadi?
Perempuan muda tersebut benar-benar tidak bangun lagi. Ia menemui ajalnya dalam
keadaan memesan neraka!
Kontan seisi mikrobus berucap
istighfar, kalimat tauhid serta menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang
dilakukan bapak tua yang duduk di sampingnya. Ada pula yang histeris
meneriakkan Allahu Akbar dengan linangan air mata.
Sebuah akhir yang menakutkan. Mati
dalam keadaan menantang Tuhan.
Seandainya tiap orang mengetahui
akhir hidupnya....
Seandainya tiap orang menyadari
hidupnya bisa berakhir setiap saat...
Seandainya tiap orang takut bertemu
dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk...
Seandainya tiap orang tahu bagaimana
kemurkaan Allah...
Sungguh Allah masih menyayangi kita
yang masih terus dibimbing-Nya.
Allah akan semakin mendekatkan
orang-orang yang dekat dengan-NYA semakin dekat.
Dan mereka yang terlena seharusnya
segera sadar...
mumpung kesempatan itu masih ada!
Apakah booking tempatnya terpenuhi
di alam sana? Wallahu a'lam.
Komentarku( Mahrus ali):
Kematian dan kelahiran suatu misteri
yang tidak bisa dipridiksi, kapan dan dimana terjadi. Karena itu, manusia harus
berbuat baik bukan selalu berbuat kejelekan, sebab kematiannya akan datang
kepadanya di saat dia lalai atau asyik glanmor dan berfoya- foya. Berkatapun harus ber hati – hati, jangan srampangan
tanpa dipikir, tapi upayakan perkataan yang sesuai dengan ajaran agama Islam,
bukan ajaran nasionalis yang kufur ini. Ingat firmanNya:
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ
يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah
memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan
barangsiapa menta`ati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar. Al ahzab 70
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan