Jumat, 21 Desember 2012 / 6 Safar 1434 H
Terbongkar! Buku Syiah karya Istri
Jalal tuduh Aisyah dan para sahabat berkomplot bunuh Utsman
18 December 2012 | Filed under:
Aliran Sesat,Dunia Islam,Featured,Headline,Indonesia,Syi'ah,Tokoh | Posted by:
nahimunkar.com
Pemutarbalikan fakta sejarah banyak dilakukan Emilia isteri Jalaludin
Rakhmat dalam bukunya berjudul “40 Masalah Syiah”. Pada halaman 83, ia menuduh
istri dan sahabat Nabi, Aisyah, Thalhah, Zubayr dan sahabat-sahabat “yang satu
aliran dengan mereka” memerangi Imam Ali. “Sebelumnya, mereka berkomplot untuk
membunuh Utsman,” tulisnya.
Anggota Komisi Pengkajian dan
Penelitian MUI Pusat, Fahmi Salim, membantah tuduhan gembong Syiah ini.
Menurutnya ini merupakan tuduhan yang luar biasa terhadap para sahabat.
Sementara itu LPPI Makassar
menyatakan:Jalaluddin Rakhmat (JR) dan Emilia Renita
banyak tulisan, editan dan
ceramahnya yang sangat menjelek-jelekkan sahabat dan tabiin bahkan melaknat dan
mengkafirkan mereka, berdasarkan dalil (kutipan) yang lemah atau berdasarkan
dalil yang dipahami secara salah atau data yang dimanipulasi. (Uraiannya ada di
bagian bawah)
Inilah beritanya.
***
Menelanjangi Buku Syiah Karya Istri Kang Jalal
jalal-fahmi-millenium_83642734732Jakarta (SI ONLINE) – Ruang Melati,
Hotel Milenium, Tanah Abang, Jakarta Pusat terasa dingin. Pasalnya, ruangan
besar berkapasitas seratusan orang itu hanya diisi sekitar tiga puluhan orang
saja. Diskusi seputar Syiahlah yang akhirnya mampu menghangatkan ruangan itu,
dari pagi hingga siang, Senin 17 Desember 2012.
Selama setengah hari, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Agama
(Balitbang Kemenag) menggelar diskusi atas studi kasus-kasus lektur dan
khazanah keagamaan. Buku berjudul “40 Masalah Syiah” karya Emilia Renita Az,
menjadi buku pertama yang dikaji.
Balitbang menghadirkan editor buku yang juga Ketua Dewan Syuro Ikatan
Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI), Jalaluddin Rahmat sebagai pembedah.
Sedangkan dari kalangan Sunni yang hadir anggota Komisi Pengkajian dan
Penelitian MUI Pusat, Ustad Fahmi Salim, MA., sebagai pembanding.
Kang Jalal, panggilan akrab Jalaluddin Rahmat, sebelum memulai
paparannya, mengungkapkan bahwa istrinya, Emilia Renita Az, sang penulis buku,
tidak bisa hadir karena masih berada di Karbala.
Kang Jalal, selain sebagai editor buku, mengaku melakukan berbagai tugas
dalam penyusunan buku ini. “Saya masuk ke dalam buku ini sebagai penyunting,
penggunting, pembanding dan pembanting,” katanya.
Sementara istrinya, dalam kata pengantarnya malah menuliskan,
“(sebetulnya, saya malu kalau saya claimed,buku ini hasil saya sendiri padahal
suami saya kerja lebih keras dari saya!!…)”. Artinya, buku ini memang tidak
murni karya Emilia, ada tangan Kang Jalal di sana.
Kang Jalal tidak menjelaskan seluruh isi buku itu. Menurutnya, perbedaan
antara Sunni dan Syi’i banyak yang tidak esensial. Soal nikah mut’ah kata Kang
Jalal, tidak esensial. Maka, Kang Jalal hanya membahas satu persoalan saja yang
merupakan perbedaan esensi (mendasar) antara Sunni dan Syi’i, yakni tentang
wasiyat Rasulullah kepada Ahlul Bayt.
Intinya, kata Kang Jalal, Syi’ah meyakini Rasulullah berwasiyat kepada
Ahlul Bayt dalam soal kepemimpinan, sementara Ahlussunnah tidak meyakini. Dari
konsep inilah kemudian konsep-konsep lainnya menjadi berbeda. Itu saja yang
dijelaskan Kang Jalal.
Sementara, anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat, Fahmi
Salim, melakukan pembahasan yang cukup komprehensif.
“Buku ini tipis, tapi banyak sekali mengutip buku-buku yang ditulis
ulama-ulama Ahlusunnah. Harapan saya Ibu Emilia ini bisa hadir sekedar untuk
memverifikasi apakah beliau betul-betul sudah melihat catatan-catatan kaki yang
ditulis dalam kitab-kitab Ahlusunnah,” kata Master dalam bidang Tafsir Al-Quran
dari Universitas Al Azhar, Kairo ini.
Bertaburan Fitnah dan Kedustaan
Ada banyak sekali catatan yang diberikan Fahmi Salim atas buku setebal
240 halaman yang menjadi pedoman dakwah bagi anggota IJABI ini.
Pada halaman 43 buku itu, penulis menukil sebuah hadits tentang Aisyah
yang ceroboh meletakkan sahifah di bawah tempat tidurnya, sehingga ketika
Rasulullah meninggal sahifah itu tidak terurus dan kemudian masuklah kambing ke
dalam dan memakannya. Ini dilakukan Emilia untuk membuktikan tuduhannya tentang
adanya tahrifdalam hadits-hadits sahih kaum Sunni.
Menurut Fahmi, riwayat hadits yang ada tambahan “Masuklah kambing ke
dalam dan memakannya” adalah riwayat yang dhaif, karena ada perawi yang majhul
dan pendusta. Apalagi hadits itu hanya
ada dalam riwayat Ibnu Majah.
“Ini adalah tambahan yang dibuat oleh Syiah Rafidhah. Syiah Rafidah ini
beda dengan Syiah Zaidiyah. Mereka menolak keimamahan Abu Bakar dan Umar.
Mencaci maki mereka, mencela, mengkafirkan mereka. Ini karakter khusus Syiah Rafidhah.
Menurut para ulama, Syiah Rafidhah ini julukan untuk Syiah Imamiyah Istna
Asy’ariyah,” jelasnya.
Menurut Fahmi, dalam Sahih Muslim tidak ditemukan tambahan itu. Riwayat
Ibnu Majah tidak bisa disamakan dalam satu catatan kaki sehingga seolah-olah
riwayat Muslim sama dengan Ibnu Majah. Ini bisa membuat orang berkesimpulan ini
sama. Padahal jika diteliti tidak demikian.
“Kita memang harus berhati-hati dan berkeringat dulu membaca buku ini
untuk menelitinya. Jangan langsung diterima,” kata ustad muda yang juga Wakil
Sekjen MIUMI ini.
Ketidakjujuran intelektual dan ilmiah juga dipertontonkan penulis buku
ini di halaman 54. Ketika membahas tentang hadits 12 khalifah, Emilia
mengkritik Imam Ibn Hajar Al Asqalani dengan kalimatnya, “Dalam kebingungannya,
Ibn Hajar al-Asqalani menulis, “Aku tidak menemukan seorang pun yang mengetahui
secara pasti arti hadits ini”. Emilia lantas menulis, “Aneh juga kalau ahli
hadits sebesar Ibn Hajar tidak memahami arti hadits ini, padahal nama-nama dua
belas imam diriwayatkan banyak sekali dalam khazanah Ahlussunah.”
Yang dimaksud ulama Ahlussunah yang telah meriwayatkan banyak hadits
terkait dengan masalah ini, menurut Emilia, adalah Al-Qanduz al-Hanafi, penulis
buku Yanabi’ al-Mawwadah.
“Hebat kutipan ini. Ulama hadits selama 1400 tahun tidak pernah
menyebutkan dalam kitab hadits, sekarang ada ulama abad 15 yang menyebut ada
banyak ulama Ahlussunah menulis nama 12 imam dan hanya menyebut satu orang, Al
Qanduzi Al Hanafi,” sindir Fahmi.
Lantas, Fahmi pun mulai membuka tabir siapa sesungguhnya Al Qanduzi
al-Hanafi itu?. Di hadapan peserta diskusi, dengan gamblang dan disertai
bukti-bukti kitabnya, Fahmi membeberkan bahwa Al Qanduzi al-Hanafi bukanlah
ulama Sunni melainkan tokoh Syiah.
“Yanabi’ al Mawwadah dikarang Sulaiman bin Ibrahim Al Qanduzi al Hanafi,
disebut ini adalah karya tulis Syiah. Al Qanduzi ini banyak menukil dari Jakfar
Shadiq. Ini bukan tulisan ulama Ahlusunnah, ini Syiah,” ungkapnya.
Fahmi pun lantas mempefrtanyakan di mana kejujuran intelektual dan
ilmiah penulis buku “40 Masalah Syiah” itu. “Mana kejujuran intelektual dan
ilmiah, dari penulis buku ini dan editornya ketika menyebut itu banyak kitab
ulama Ahlussunah?”, tanyanya.
Hal yang lebih fatal dan konyol juga ditulis Emilia dalam halaman 74.
Dia menulis, “Syiah tidak pernah mengkafirkan semua sahabat Nabi Saw seperti
kaum Khawarij. Tetapi Syiah juga tidak memaksumkan semua sahabat Nabi seperti
Ahlussunnah.”
Jelas dan tegas, Emilia menuduh kalangan Sunni menganggap sahabat Nabi
terbebas dari kesalahan (ma’shum).
“Ini keliru pak. Ahlussunnah tidak pernah menganggap mereka maksum.
Tolong dikoreksi. Ahlusunnah tidak pernah menganggap sahabat Nabi maksum, tapi
mereka ‘adil (adil) dalam meriwayatkan. Beda antara ishmah dan ‘adalah,”
jelasnya.
Anehnya, setelah pada halaman 74 menuding bahwa Ahlusunnah memaksumkan
sahabat, lantas pada halaman 76 Emilia menulis bahwa “ ‘adalah semua sahabat
bertentangan dengan al-Quran.”
“Ini berarti mengakui kesalahan sebelumnya. Ini tidak konsisten,”
komentar Fahmi.
Pemutarbalikkan fakta sejarah juga banyak dilakukan Emilia dalam buku
ini. Pada halaman 83, ia menuduh istri dan sahabat Nabi, Aisyah, Thalhah,
Zubayr dan sahabat-sahabat “yang satu aliran dengan mereka” memerangi Imam Ali.
“Sebelumnya, mereka berkomplot untuk membunuh Utsman,” tulisnya.
Fahmi membantah tuduhan gembong Syiah ini. Menurutnya ini merupakan
tuduhan yang luar biasa terhadap para sahabat. Ia menduga tudingan ini diambil
dari kitab Al Muraja’at, karangan Abdul Hussein Syarafuddin al-Musawi. Buku
tersebut kini telah diterjemahkan dengan judul “Dialog Sunnah-Syiah”.
“Ini tuduhan yang jahat, palsu sumbernya dan fiktif. Itu merupakan hasil
dialog imajiner penulisnya dengan Syaikh Salim Al Bisyri, ulama Al Azhar. Al
Azhar telah mengklarifikasi hal ini, dan membuktikan bahwa buku itu palsu
karena diterbitkan 20 tahun setelah Syaikh Al Bisyri meninggal,” ungkapnya.
Jalal dan istrinya juga memfitnah sahabat Khalid bin Walid telah mengambil
istri orang setelah Khalid membunuh suami perempuan itu. Tuduhan keji ini
lantaran Khalid telah membunuh Malik bin Nuwairah, pimpinan kelompok yang
menolak membayar zakat di masa Abu Bakar Asshiddiq.
“Bahwa Khalid membunuh Malik itu benar. Karena ini kemudian memunculkan
Perang Riddah. Tapi menuduh Khalid bin Walid mengawini istri Malik di malam
harinya, ini saya tidak melihat satupun sanad riwayat sejarah. Ini tuduhan
palsu dan fitnah. Ini memecah belah umat Islam pak,” tegasnya.
Violence Communication?
Mendapat serangan bertubi-tubi, rupanya cukup membuat Kang Jalal
keteteran. Apalagi bantahan atas tulisan istri Kang Jalal itu juga disampaikan
oleh salah satu peserta diskusi. Perwakilan Forum Umat Islam (FUI), HM Abu Saad
misalnya, menyampaikan bahwa buku yang diterbitkan IJABI ini tidak konsisten.
Dalam soal jumlah Ahlul Bayt misalnya, di halaman 23 ditulis bahwa yang
termasuk Ahlul Bayt hanya empat orang. Sementara pada halaman 92 jumlah Ahlul
Bayt menjadi empat belas orang. “Apalagi sekarang, jumlah anggota Jemaah Ahlul
Bayt menjadi lebih banyak lagi,” katanya.
Karena amunisinya habis dan kesempatan untuk menjawab satu persatu
persoalan tidak memungkinkan, maka Kang Jalal berkali-kali meminta kepada Fahmi
Salim agar memberikan semua makalah dan catatan kritiknya kepada dia. Tujuannya
agar bisa dijawab dan terjadi dialog.
“Saya ingin menanggapi secara ilmiah tanpa bicara (dengan kata-kata)
manipulasi, kedustaan, fitnah, dan lainnya,” kata Kang Jalal.
Kang Jalal menganggap semua “serangan” yang datang dari Fahmi Salim dan
peserta diskusi sebagai “violence communication”.
“Orang Syiah memang banyak yang tolol. Sebagaimana di Sunni juga banyak
yang tolol. Tapi saya tidak termasuk yang tolol itu,” katanya.
Para peserta pun hanya tersenyum penuh arti mendengar ungkapan Kang
Jalal.
red: shodiq ramadhan, Selasa, 18 Desember 2012 | 00:06:38 WIB (si
online)
***
Menanggapi hal tersebut, kepada
arrahmah.com Ustadz Fahmi hanya
tersenyum dan menyatakan bahwa keterangannya tersebut sudah cukup jelas dengan
bukti.
“Penjelasan saya sudah cukup jelas
bukan fitnah ataupun dusta” ujarnya (bilal/dbs/arrahmah.com)Ustadz Fahmi Salim
membantah tuduhan istri Jalaludin Rahmat terhadap Sunni/ Bilal
Selasa, 18 Desember 2012 13:32:50
***
BEBERAPA DATA PENISTAAN AGAMA OLEH JALALUDDIN RAKHMAT, DKK. (Pengurus
IJABI)
Oleh: KH. Muh Said Abd. Shamad, Lc
Muqaddimah
الحمد لله
و الشكر لله الصلاة و السلام على رسولله و على أله و أصحابه ومن ولاه ….
أما بعد
Sesungguhnya Nabi saw telah memperingatkan para sahabat dan ummatnya
tentang adanya perbedaan-perbedaan pendapat di dalam agama ini yang menyebabkan
timbulnya berbagai aliran dan mazhab, dan bahwa diantara aliran dan mazhab itu
ada yang sesat dan menyimpang yang berakibat neraka bagi penganutnya. Maka
aliran dan mazhab yang benar dan selamat ialah yang mereka selalu berkomitmen
berpegang teguh kepada sunnah Nabi saw dan sunnah para sahabat. Sabda Nabi saw:
…مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ فَسَيَرَى
اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ
الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ
“Dan siapa yang hidup diantara kamu maka ia akan melihat perselisihan
yang banyak maka ikutilah sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang mendapat
petunjuk.” {HR. Ahmad (IV/126-127), Abu Dawud (no. 4607), at Tirmidzi (no.
2676), ad Darimi (I/44), Al Hakim (I/95)}
Juga Nabi saw bersabda:
… وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ
عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي
الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ
“Dan sesungguhnya agama ini akan berpecah belah menjadi 73 golongan, 72
golongan tempatnya di dalam neraka dan hanya satu golongan di dalam surga,
yaitu Al Jama’ah.” {HR. Abu Dawud (no.4597), Ahmad (IV/102), Al Hakim (I/128),
Ad Darimi (II/241), Al Bani dalam Silsilah al Ahaadits Ash Shahihah (no.
203-204)}
Al Jama’ah yang merupakan satu-satunya golongan yang selamat dari
Neraka, adalah Jalan yang ditempuh Rasulullah saw bersama seluruh sahabatnya
sebagaimana sabda Rasulullah saw:
…كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً
وَاحِدَةً :مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي
“Semua golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu (yaitu) yang
aku dan para sahabatku berjalan di atasnya” {HR. Tirmidzi (no. 2641), Al Hakim
(I/129)}
Apa yang diprediksikan Nabi saw ini terbukti sejak dulu sepeninggal
beliau saw sampai sekarang. Muncullah aliran-aliran yang menyimpang seperti
Khawarij, Syi’ah, Jahmiah, Qadariah, Jabariah, Mu’tazilah, Murjiah dan
lain-lainnya, dan sampai sekarang dengan nama yang sama atau dengan nama yang
lain. Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang merupakan wadah ormas-ormas Islam,
termasuk Muhammadiyah dan NUsejak awal didirikannya tahun 1975 sampai sekarang,
dalam rangka menjaga umat dari akidah dan pemahaman serta praktek keagamaan
yang meyimpang, telah mengadakan rapat dan sidang yang berulang kali, sehingga
berhasil merumuskan fatwa dan rekomendasi berkaitan dengan aliran-aliran yang
menurut ajaran Islam yang murni yaitu Al Quran dan Hadis yang berdasarkan pada pemahaman dan pengamalan
para salafus saleh yang dekat masanya dengan Nabi saw seperti sahabat Nabi saw,
tabi’in, tabi-it tabi in, termasuk para imam-imam yang mu’tabar seperti imam
Abu Hanifah, Malik, Syafi’i, Ahmad bin
Hanbal serta imam-imam lainnya.
Maka untuk memudahkan kaum muslimin pada umumnya dan ormas Islam pada
khususnya menyikapi aliran-aliran yang berkembang ditengah-tengah masyarakat
sekarang ini, maka kami memuat fatwa
serta rekomendasi MUI tentang aliran Syiah dan Nikah Mut’ah dengan tambahan beberapa
data dan informasi untuk lebih mengenal bahaya Syi’ah dan mewaspadainya dan
surat edaran Depag. No:
D/BA.01/4865/1983, Desember 1983
Beberapa Data tentang Syi’ah di Makassar
Di Makassar ada ormas yang menganut paham Syi’ah, yaitu IJABI (Ikatan
Jamaah Ahlul Bait Indonesia), yang diantara tokoh dan penulisnya ialah Dr.
Jalaluddin Rakhmat (JR)-Ketua Dewan Syuro IJABI-, Emilia Renita (Istri JR),
Supa Atha’na (Direktur Iranian Corner UNHAS), Ismail Amin (Mahasiswa Univ.
Islam Al-Mushthafa Iran). Mari kita ikuti beberapa kutipan dari pernyataan
mereka
Jalaluddin Rakhmat (JR) dan Emilia
Renita
Banyak tulisan, editan dan ceramahnya
yang sangat menjelek-jelekkan sahabat dan tabiinbahkan melaknat dan
mengkafirkan mereka, berdasarkan dalil (kutipan) yang lemah atau berdasarkan
dalil yang dipahami secara salah atau data yang dimanipulasi, contoh:
Syiah melaknat orang yang dilaknat
Fatimah [1] Dan yang dilaknat Fatimah adalah Abu Bakar dan Umar.[2]
Umar meragukan kenabian Rasulullah
saw.[3]
Para sahabat sering menentang pada
saat Rasulullah saw masih hidup.[4]
Utsman bin Affan bersama dengan
sebagian besar sahabat lain lari dari medan perang uhud.[5]
Para sahabat membantah perintah
Nabi saw.[6]
Para sahabat merobah-robah
agama.[7]
Para sahabat murtad.[8]
Aisyah bermuka hitam, suka memoles
pipinya dengan sejenis akar sebuah pohon sehingga berwarna merah, sehingga
dengan itu beliau dijuluki Al Humairo (yang kemerah-merahan pipinya). Ia sangat
pencemburu, dan suka membuat makar.[9] Na’udzu billah min dzalik
Muawiyah tidak hanya fasik bahkan
kafir, tidak meyakini kenabian.[10] Ia besama dengan Abu Sufyan dan Amr bin ash
telah dilaknat oleh Nabi saw.[11]
Abu Sufyan tidak percaya ada surga,
neraka, hari perhitungan dan siksaan. Ia ingin memerangi Abu Bakar.[12]
Khalid bin Walid membunuh Malik bin
Nuwairah dan menikahi istrinya pada malam hari.[13]
Amr bin Ash adalah anak dari hasil
promiskuitas (ibunya digagahi oleh beberapa orang yang tidak jelas).[14]Ia
membunuh Muhammad bin Abu Bakar, memasukkannya ke dalam perut bangkai dan
membakarnya.[15]
Ibnu Syihab Az Zuhri termasuk
pencipta hadis maudhu’.[16]
Said bin Musayyab tidak menyukai
Ali bin Abi Thalib dan ia adalah khawarij munafiq.[17]
Sufyan Ats Tsauri melakukan tadlis
dan meriwayatkan dari para pendusta.[18]
Marwan bin Hakam menyuruh Yazid
untuk membunuh Imam Husein. Dialah yang bergabung dengan Muawiyah untuk
membunuh para pecinta Ahlul Bait.[19]
Tragedi Karbala merupakan gabungan
dari pengkhianatan sahabat dan kelaliman musuh (Bani umayyah).[20]
Banyak berbohong dalam tulisannya,
sebagaiamana berikut:
Sufyan Ats Tsauri melakukan
tadlis dan meriwayatkan dari para pendusta.[21]
Kontradiksi posisi Nabi Saw
duduk di saat Abu Bakar jadi imam.[22]
As-Sunh jauhnya puluhan
kilometer.[23]
Utsman tidak menikahi dua putri Nabi
Saw, tapi dua wanita lain.[24]
Muawiyah tidak suka mendengar
adzan lantaran di dalam adzan disebut nama Nabi Muhammad Saw.[25]
Di Harian Fajar[26]
menghalalkan nikah mut’ah namun di Harian Tribun Timur[27]membantah
menghalalkan nikah mut’ah.
Perawi Shahih Muslim, Abdullah
bin Wahab suka salah mengambil hadis.[28]
Tidak ada yang bisa membaca di
kabilah Bakr bin Wail.[29]
Amr bin Ash tidak rela
menghukum orang Nasrani yang mencaci-maki Nabi Muhammad saw karena dia tidak
rela orang Nasrani dipukuli hanya karena memaki Nabi yang tidak
dipercayainya.[30]
Al Dzahabi (ulama’ yang hidup
pada abad 8 Hijriyah) berbicara dengan Sahabat Rasulullah saw, Anas bin Malik
ra (yang hidup di abad pertama hijriyah)[31]
Kekejaman Muawiyah bin Abu
Sufyan ketika berkuasa dan memerintah ulama untuk mengutuk Ali bin Abi Thalib
di Mimbar-mimbar di setiap akhir khutbah mereka.[32]
Rasulullah saw menangis karena
berita dari Jibril bahwa cucunya akan dibunuh di Karbala.[33]
Rumah Ali dan Fathimah
dikepung, kemudian mereka disiksa seperti binatang.[34]
Ali dikader khusus oleh
Rasulullah saw dengan mengajarkannya berbagai macam ilmu (1000 bab ilmu
pengetahuan) yang tidak diajarkan kepada sahabat yang lain untuk
mempersiapkannya sebagai pelanjut misi yang akan meneruskan ajaran Islam
sepeninggal Rasulullah saw.[35]
Para Imam (versi Syi’ah) adalah
Shirathal Mustaqim, Jalan yang lurus adalah jalannya Amirul Mukminin Ali bin
Abi Thalib.[36]
Bani Umayyah (Umar bin Sa’ad,
Zar’ah bin Syarik dll) membasmi mazhab dan keluarga Ali (Husein bersama
keluarganya) di Karbala.[37]
Bani Umayyah membid’ahkan
bacaan basmalah dengan jahr (keras) dalam al Fatihah ketika shalat karena
kebencian mereka terhadap Imam Ali.[38]
Ajaran Syiah yang ia sebarkan
melalui tulisan-tulisannya adalah ajaran SESAT sesuai 10 kriteria ajaran sesat
yang ditetapkan oleh MUI pada tahun 2007, satu kriteria saja yang masuk dalam
10 kriteria di atas maka ajaran itu sudah bisa dikatakan sesat;
Merobah-merobah Rukun Iman
dan Rukun Islam. Rukun Iman Syiah 5 (lima) yaitu Tauhid, Adalah, Nubuwah,
Imamah, Maad, sedangkan Rukun Islam (buatan Syiah) ada 10 (sepuluh).[39]
Menafsirkan Alquran tidak
sesuai dengan kaidah tafsir. Menafsirkan Ahlul Bait hanya Ali, Fatimah, Hasan
dan Husein sampai imam 12-nya.[40]
Mengubah, menambah dan
mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan syariah, seperti
mengamalkan 3 kalimat syahadat ditambah dengan wa asyhadu anna ‘Aliyyan
waliyyullah, shalat wajib hanya 3 waktu dan juga tidak shalat jum’at.[41]
Mengkafirkan yang bukan
golongannya. disebut: yang tidak mengenal Imam mati jahiliyah, mati jahiliah
berarti mati tidak dalam keadaan Islam.[42]
Meyakini atau mengikuti
akidah yang tidak sesuai dengan dalil syar’i, seperti akidah mereka bahwa
Rasulullah saw adalah tajalliyat (pengejawantahan) Allah sendiri[43]dan
juga bahwa para imam merekalah yang
memiliki dunia dan akhirat[44] dan Para imam mereka mengetahui yang ghaib.[45]
JR telah menghalalkan Nikah
Mut’ah (baca: zina) dan beberapa
mahasiswa (i) mempraktekkannya sejak dulu sampai sekarang, di Bandung, Makassar
dan kota lainnya,[46]padahal para ulama sejak dahulu sampai sekarang dan MUI Pusat
telah memfatwakan haramnya Nikah Mut’ah. JR di harian Fajar menulis: “Nikah
Mut’ah memang boleh saja dalam pandangan agama karena masih dihalalkan oleh
Nabi saw. Dan apa yang dihalalkan oleh Nabi saw, maka itu berlaku sampai
kiamat. Tapi secara sosial, Mut’ah belum bisa diterima” (Fajar, 25 Januari 2009) Emilia menulis :
“Seperti dijelaskan pada dalill-dalil di bawah ini, nikah mut’ah disyariatkan
dalam Al-Qur’an dan al-Sunnah. Semua ulama-apa pun mazhabnya-sepakat bahwa
nikah mut’ah pernah dihalalkan di zaman Nabi saw. Mereka berikhtilaf tentang
pelarangan nikah mut’ah. Syiah berpegang kepada yang disepakati dan
meninggalkan yang dipertentangkan” (40 Masalah Syiah. Hal.217)
Dr. Jalaluddin Rakhmat (JR,
Ketua Dewan Syuro IJABI) menulis dalam
suatu makalahnya: “walhasil berdasarkan hadis ini dan banyak hadis yang tidak
dicantumkan di sini, Syiah memilih Ahlul Bait sebagai rujukan mereka. Ahlus
Sunnah memilih untuk mengikuti Maliki, Hanafi, Syafi’i dan Hambali mungkin
dengan alasan-alasan tertentu. Saya tidak tahu apakah ada nash atau tidak untuk
itu. Syiah memilih Ahlul Bait karena perintah Allah swt dan petunjuk Rasulullah
saw, karena Al Quran dan Sunnah.” (Mengapa Kami Memilih Madzhab Ahlul Bait, hal
7). Jadi dapat dipahami mengikuti selain Ahlul Bait, seperti sahabat dan para
imam yang empat tidak berdasarkan Al Quran dan Sunnah atau masih diragukan ada
nash atau tidak untuk itu.
2. Supa Atha’na
Supa Atha’na (Direktur Iranian Corner Unhas, tokoh IJABI) menulis di
harian Tribun Timur: “ Allah Taala mabbarattemu Muhamma’ mappenedding Ali
mappugau Patima ttarimai (Allah Ta’ala yang bersetubuh, Muhammad yang
merasakan, Ali yang berbuat, Fatimah yang menerimanya).
Antara Allah, Rasulullah, Ali dan Fatimah adalah sebuah kemanunggalan
atau dalam istilah tasawwuf disebut wahdatul wujud. Pengertian sederhana
wahdatul wujud adalah bersatunya Tuhan dengan manusia yang telah mencapai
hakiki atau dipercaya telah suci”
(Tribun Timur, 23 Jan 2009, Assikalaibineng, Refleksi Pemikiran Muslim
Persia). Masih dalam tulisan yang yang sama Supa juga menulis: “Menjadikan Ali
sebagai rujukan ilmu memang sesuatu yang niscaya bagi yang mengaku sebagai umat
Muhammad karena Nabi Muhammad SAW sendiri bersabda: “Ana madinatul ‘ilm wa
aliun babuha (Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya)…Berdasarkan hadis,
bila ingin masuk ke dalam kota ilmu maka adalah tindakan sopan dan santun harus
masuk lewat pintu gerbangnya. Selain itu tercela”
3. Ismail Amin
Ismail Amin (Mahasiswa Mostafa International University Islamic Republic
of Iran) menulis di harian Tribun Timur: “Saya sulit menerima jika dikatakan
tanggung jawab penjelasan syariat pasca Rasul jatuh ke tangan para sahabat,
sementara untuk contoh sederhana, sahabat sendiri berbeda pendapat bagaimana
cara Rasulullah melakukan wudhu dan salat yang benar, padahal Rasul
mempraktikkan wudhu dan salat bertahun-tahun di hadapan mereka… Ataupun
tanggung jawab penafsiran Al Quran jatuh kepada keempat imam mazhab yang untuk
sekedar menafsirkan apa yang dimaksud debu pada surah Al-Maidah ayat 6 saja
sulit menemukan kesepakatan” Kemudian lanjut Ismail Amin: “Karenanya hikmah
Ilahi meniscayakan adanya orang-orang yang memiliki kriteria seperti yang
dimiliki Nabi Muhammad saw… juga berpotensi mendapat ilmu langsung dari Allah
swt, ataupun melalui perantara sebagaimana ilham yang diterima Siti Maryam dan
ibu nabi Musa as (Lihat Qs. Ali Imran :42, Thaha:38).
Mereka menguasai ilmu Al Quran sebagaimana penguasaan nabi Muhammad SAW
sehingga ucapan-ucapan merekapun merupakan hujjah dan sumber autentik ajaran
Islam…
Dengan pemahaman seperti ini maka jelaslah maksud dari penggalan hadis
Rasulullah, Kutinggalkan bagi kalian dua hal yang berharga, Al Quran dan Ahlul
Baitku. (HR Muslim). Bahwa keduanya Al-Quran dan Ahlul Bait adalah dua hal yang
tak terpisahkan hingga hari kimat, memisahkan satu sama lain akibatnya adalah
kesesatan dan diluar dari koridor ajaran Islam itu sendiri.” (Tribun Timur 24 Oktober 2008, Kembali Kepada
Al Quran dan Ahlul Bait). Karena para
sahabat dan imam mazhab tidak dipercaya menjelaskan ajaran Al Quran pasca
Rasul, maka satu-satunya yang dipercaya ialah para Ahlul Bait yang ajarannya
tidak mengandung perselisihan dan percekcokan.
4. Syamsuddin Baharuddin (Ketua IJABI SulSel)
Mempopulerkan secara langsung atau
tidak langsung Dr. Jalaluddin Rakhmat sebagai Guru Besar Komunikasi UNPAD
Bandung (atau gelar Profesor), padahal menurut Prof.Dr. KH. Miftah Farid (ketua
MUI Bandung), yang bersangkutan bukan guru besar UNPAD.
Membantah bahwa JR dan IJABI tidak
menjelek-jelekkan sahabat dan tidak menghalalkan nikah mut’ah,[47]padahal kedua
hal itu, jelas dilakukan oleh JR dan IJABI.
Ikut mendukung halalnya nikah
mut’ah dengan mengatakan bahwa:” Janganlah kaum Sunni mengharamkan nikah mut’ah
karena adanya wanita dan anak-anak yang terlantar, karena dalam nikah Sunni pun
ada wanita dan anak-anak yang terlantar. Dan jika kaum Sunni mengatakan banyak
hadis yang emlarang nikah mut’ah maka kami tegaskan bahwa kami memiliki
segudang hadis yang menghalalkan nikah mut’ah. (Diskusi Ilmiah nikah mut’ah
gedung IMMIM Ahad, 25-4-2010)
JR dalam kata pengantarnya terhadap buku “40 Masalah Syiah” yang
menghalalkan nikah mut’ah berkata: “ secara khusus sebagai ketua dewan Syuro
Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) kami berikan buku ini kepada seluruh
anggota IJABI sebagai pedoman dakwah mereka. (40 Masalah Syiah. hal. 13)
[1]Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2.
2009. hal. 90
[2]Jalaluddin Rakhmat. Meraih Cinta Ilahi. Depok: Pustaka IIMaN, 2008.
hal. 404-405
[3]Jalauddin Rakhmat. Sahabat Dalam Timbangan Al Quran, Sunnah dan Ilmiu
Pengetahuan. PPs UIN Alauddin 2009. hal. 6
[4] Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009.
hal. 82
[5]Ibid. hal 79. Meskipun mereka lari dari medan perang, namun Utsman
bin Affan dan sebagian sahabat lainnya tidak pantas dicela dan disebut-sebut
lagi sebagai oarng yang menentang perintah Rasulullah saw karena mereka sudah
diampuni oleh Allah swt, silakan lihat QS. Ali Imran: 155
[6]Jalauddin Rakhmat. Sahabat Dalam Timbangan Al Quran, Sunnah dan Ilmiu
Pengetahuan. PPs UIN Alauddin 2009. hal. 7
[7]Jalaluddin Rakhmat. Artikel dalam Buletin al Tanwir Yayasan
Muthahhari Edisi Khusus No. 298. 10 Muharram 1431 H. hal. 3
[8]Ibid. hal. 4
[9]Ceramah Asyura Jalaluddin Rakhmat, Rec. 07 Arsip LPPI Perw. IndTim.
[10]Jalaluddin Rakhmat. Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan).
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. hal. 24
[11]Ibid. hal. 73
[12]Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2.
2009. hal. 84
[13]
[14]Jalaluddin Rakhmat. Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan).
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008.
hal. 14
[15]Emilia Renita AZ. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2.
2009. hal. 84
[16]Jalaluddin Rakhmat. Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan).
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008.
hal. 145
[17]Ibid. hal. 101
[18]Ibid. hal. 138
[19]Jalaluddin Rakhmat. Meraih Cinta Ilahi (Belajar Menjadi Kekasih
Allah). Depok: Pustaka IIMaN, 2008. hal.
495
[20]Ibid. hal. 493
[21]Jalaluddin Rakhmat. Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan).
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. hal. 138
[22]Ibid. hal. 91
[23]Ibid. hal. 92
[24]Ibid. hal.164
[25]Ibid. hal. 16
[26]Minggu, 25 Januari 2009
[27]Selasa, 19 Juli 2011
[28]Jalaluddin Rakhmat. Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan).
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008.
hal. 145
[29]Ibid. hal. 113
[30]Ibid. hal. 15
[31]Ibid. hal. 19-20
[32]Jalaluddin Rakhmat. Meraih Cinta Ilahi (Belajar Menjadi Kekasih
Allah). Depok: Pustaka IIMaN, 2008. hal. 386 dan 471
[33]Ibid. hal. 485-486
[34]Ibid. hal. 422-423
[35]Ibid. hal. 388-390
[36]Ibid. hal. 531
[37]Ibid. hal. 428
[38]Jalaluddin Rakhmat. Al Mushthafa (Manusia Pilihan yang Disucikan).
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2008. hal. 19
[39]Emilia Renita Az. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2.
2009. Hal. 122, rupanya mereka salah menulis angka dan
menjadikan rukun Islam mereka lebih banyak yaitu 11, mungkin ingin kelihatan
banyak .
[40]Jalaluddin Rakhmat. Mengapa Kami memilih Mazhab Ahlulbait a.s. Hal.
2
[41]Fatwa MUI Sampang Madura tentang kesesatan Syiah (2 Januari 2012)
yang dibawa Tajul Muluk.
[42]Emilia Renita Az. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2.
2009. hal. 98
[43]Jalaluddin Rakhmat. Meraih Cinta Ilahi (Belajar Menjadi Kekasih
Allah). Depok: Pustaka IIMaN, 2008. hal. 31
[44]Emilia Renita Az. 40 Masalah Syiah. Bandung: IJABI. Cet ke 2. 2009.
hal. 123
[45]Ibid .hal. 125
[46]lihat pasien terakhir dari buku “Mengapa Kita Menolak Syiah” LPPI
Pusat Jakarta. Hal 270-273, dan Skripsi Fakultas Psikologi UNM Makassar 2011.
“Perempuan dalam Nikah Mut’ah”
[47]Harian Fajar, Minggu 6 Februari 2011 dan Harian Tribun Timur, Selasa
19 Juli 2011
(lppimakassar.com)
(nahimunkar.com)
Tahukah anda, Dahlan Iskan tercatat sebagai anggota dari Lions Club
Indonesia. Ia tercatat sebagai anggota organisasi yang berafiliasi ke Yahudi
itu dengan nomor 83335. Ia menjadi
anggota dari District 307B Indonesia-Surabaya Surya. Ia sempat menjadi
‘President’ District tersebut. Kini ia menjabat sebagai salah satu direktor.
Lions Club sendiri adalah sebuah klub yang di yakini oleh para ahli
menginduk kepada Freman sonry-tangan dari Zionisme Internasional. Tidak semua
orang bisa menjadi anggotanya. Hanya orang yang di anggap berhasil/sukses dan
berpengaruh yang bisa masuk ke dalamnya. Lions club secara lahiriah menyerukan
ide “Ikatan Kemanusiaan” dan menghilangkan diskriminasi antara umat manusia.
Namun hakikat yang sebenarnya adalah organosasi ini merupakan mantel selubung
Zionisme.
Bagi yang mengetahui sepak terjangnya sejak lama, Dahlan Iskan memang
dikenal selaku figur yang berperan besar dalam mendorong perkembangan paham
Sepilis (Sekularisme-Pluralisme-Liberalisme) di Indonesia melalui jaringan
medianya sendiri, Jawa Pos Group. Keyakinannya yang terpengaruh Nurcholish
Madjid, pemikirannya yang selaras Gunawan Muhammad (Tempo), keterlibatannya di
Lions Club, dan dukungannya pada kesesatan JIL (Jaringan Iblis Liberal) cukup
membuktikan betapa sosok Dahlan Iskan sangat tidak layak berada dalam lingkaran
kekuasaan atas Indonesia yang mayoritas Muslim. Posisinya di jajaran
Pemerintahan sekarang justru dia manfaatkan untuk memupuk pencitraan bagi
dirinya selaku Menteri yang “merakyat” yang bisa jadi modal menuju RI 1 pada
Pemilu 2014.
Pola pencitraan ini hampir serupa dengan Jokowi yang kini tengah diasong
kaum Sepilis untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Karena gencarnya propaganda
media yang mendukung kepentingan kaum Sepilis maka banyak masyarakat awam yang
masih terpedaya dan menjadi korban dari pencitraan tersebut. Inilah saatnya
umat Islam bergerak untuk menyadarkan saudara sesama Muslim agar tidak terpikat
lagi oleh pencitraan “merakyat” dari tokoh semacam Dahlan Iskan.
Koran Jawa Pos pada Selasa, 29 Mei 2012, memuat iklan 1 halaman dari
Kementerian BUMN dengan menampilkan 6 BUMN yang terpilih selaku perusahaan
paling menguntungkan versi majalah Forbes 2012. Bagi masyarakat awam, iklan ini
sekilas hanya menunjukkan keberhasilan yang membanggakan dari 6 BUMN yang
dianggap berprestasi. Namun bagi kalangan yang memahami makna simbolik dalam
setiap pesan sosial yang disajikan secara visual maka iklan ini jelas
mengandung ketidaklaziman. Bila ditarik garis penghubung antara berbagai unsur
gambar dan huruf yang terdapat dalam iklan ini, kita dapat melihat dengan jelas
bahwa formasinya menunjukkan pola kesatuan simbol yang bersifat Masonik, yakni
segitiga bermata satu di atas patahan piramida. Ini bukan sembarang simbol yang
dianggap tidak bermakna namun sudah menjadi lambang ancaman dalam riwayat
peradaban manusia selaku simbol pemujaan atas sosok Dajjal dan sistem
kemungkaran yang dinaunginya.
Ada dua analisa atas termuatnya simbol tersebut dalam iklan ini. Pertama
yang dilandasi “Kebetulan” dan ke dua yang dilandasi “Kesengajaan” pada proses
perancangan iklan. Dalam analisa pertama, pihak periklanan bisa jadi
mengingkari unsur kesengajaan dan menyatakan ini sebagai kebetulan semata.
Terhadap dalih macam itu dapat dipertanyakan profesionalitas perancangan iklan,
karena ini berarti mereka tidak punya wawasan mendalam atas konsep visual yang
diterapkan. Alangkah tidak wajar bila jasa periklanan yang menangani klien
sekelas Kementerian BUMN tidak dikelola tenaga ahli di bidang komunikasi visual
yang seharusnya memahami makna simbolik yang berkembang secara sensitif di
masyarakat. Dalam analisa ke dua, patut diduga bahwa pihak periklanan
sesungguhnya memahami makna simbol itu di masyarakat namun justru mereka
gunakan kontroversinya untuk memanfaatkan momentum. Indikasi ini justru
menunjukkan adanya upaya pelecehan terhadap keyakinan umat beragama atas
ancaman kemungkaran yang terkandung dalam simbol tersebut. Terlebih lagi ketika
hal ini diterapkan pada iklan Kementerian BUMN yang menyangkut hajat hidup
bangsa dan negara Indonesia.
Sesungguhnya yang paling bertanggungjawab pada kasus ini adalah Menteri
BUMN, Dahlan Iskan, yang tentunya turut memprakarsai dan menyetujui iklan
tersebut. Bagi yang mengetahui sepak terjangnya sejak lama, Dahlan Iskan memang
dikenal selaku figur yang berperan besar dalam mendorong perkembangan paham
Sepilis (Sekularisme-Pluralisme-Liberalisme) di Indonesia melalui jaringan
medianya sendiri, Jawa Pos Group. Keyakinannya yang terpengaruh Nurcholish Madjid,
pemikirannya yang selaras Gunawan Muhammad (Tempo), keterlibatannya di Lions
Club, dan dukungannya pada kesesatan JIL (Jaringan Iblis Liberal) cukup
membuktikan betapa sosok Dahlan Iskan sangat tidak layak berada dalam lingkaran
kekuasaan atas Indonesia yang mayoritas Muslim. Posisinya di jajaran
Pemerintahan sekarang justru dia manfaatkan untuk memupuk pencitraan bagi
dirinya selaku Menteri yang “merakyat” yang bisa jadi modal menuju RI 1 pada
Pemilu 2014.
Pola pencitraan ini hampir serupa dengan Jokowi yang kini tengah diasong
kaum Sepilis untuk menjadi Gubernur DKI Jakarta. Karena gencarnya propaganda
media yang mendukung kepentingan kaum Sepilis maka banyak masyarakat awam yang
masih terpedaya dan menjadi korban dari pencitraan tersebut.
Inilah saatnya umat Islam bergerak untuk menyadarkan saudara sesama
Muslim agar tidak terpikat lagi oleh pencitraan “merakyat” dari tokoh semacam
Dahlan Iskan. Memang pengaruh media massa mainstream kini sangat kuat sehingga
umat pun harus lebih kuat dalam melawan pengaruhnya. Jangan sampai seorang
Muslim justru membela penokohannya pada Dahlan Iskan dengan gigih padahal dia
mengetahui sosok tersebut sangat mendukung JIL yang merupakan barisan penghujat
Nabi Muhammad SAW. Syarat utama bagi calon pemimpin Indonesia berikutnya adalah
keteguhan aqidah, dan siapapun yang tidak memenuhi kriteria tersebut wajib
ditolak pencalonannya oleh umat Islam di negeri ini.
Next Masonic President
Banyak tokoh yang muncul ke permukaan dengan pencitraan yang aduhai.
Salah satunya ialah Dahlan Iskan, Mentri Badan Umum Milik Negara (BUMN). Begitu
menjabat, banyak gebrakan di lakukan sehingga menuai pujian dari berbagai
kalangan. Namanya melambung. Belakangan Dahlan sudah mulai digadang-gadang
sebagai calon Presiden Indonesia. Tapi tahukah anda, Dahlan Iskan tercatat
sebagai anggota dari Lions Club Indonesia. Ia tercatat sebagai anggota
organisasi yang berafiliasi ke Yahudi itu dengan nomor 83335. Ia menjadi anggota dari District 307B Indonesia-Surabaya
Surya. Ia sempat menjadi ‘President’ District tersebut. Kini ia menjabat
sebagai salah satu direktor.
Pantas kemudian pandangan-pandangannya sangat neoliberal. Di tengah
jabatannya yang sekarang, ia pun tetap melanjutkan rencana privatisasi BUMN.
Satu per satu BUMN yang ‘sehat’ masuk dalam rencana penjualan. Pembelinya tidak
lain adalah kapitalis asing. Sebelumnya, di media yang di pimpinnya yakni Jawa
Pos Grup, Dahlan memberi tempat yang eksklusif
bagi kelompok Liberal, Ulil dan kawan-kawan. Mereka mengisi rubrik
‘Kajian Utan Kayu, yang pesan-pesannya kental akan nuansa pluralisme dan
deislamisasi. Lions Club sendiri adalah sebuah klub yang di yakini oleh para
ahli menginduk kepada Freman sonry-tangan dari Zionisme Internasional. Tidak
semua orang bisa menjadi anggotanya. Hanya orang yang di anggap berhasil/sukses
dan berpengaruh yang bisa masuk ke dalamnya. Lions club secara lahiriah
menyerukan ide “Ikatan Kemanusiaan” dan menghilangkan diskriminasi antara umat
manusia. Namun hakikat yang sebenarnya adalah organosasi ini merupakan mantel
selubung Zionisme.
Setali tiga uang dengan Lions Club, ada juga Rotary Club. Organisasi
yang induknya juga sama dengan Lions Club ini menancapkan kukunya di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Organisasi ini juga merekrut orang-orang berpengaruh
di suatu wilayah menjadi anggotanya. Salah satu yang terjerat adalah istri
Walikota Solo, Kamis (23/2), Rotary Club (RC) Solo Kartini melantik Iriana Joko
Widodo sebagai anggota kehormatan mereka, bersamaan dengan ulang tahun ke-107
Rotary Internasional. Iriana mengaku senang di jadikan anggota ke hormatan
karena tertarik dengan kegiatan Rotary Club yang banyak bergelut di bidang
kemanusiaan.
Sejak Lama
Sepak terjang kaki tangan Zionis di Indonesia sebenarnya telah
berlangsung lama, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Mereka merekrut orang lokal
untuk mempropagandakan slogan mereka yakni HAM, demokrasi, Sikap moderat, dan
toleransi. Apalagi Belanda terkenal sebagai tempat pertemuan Zionis
Internasional sejak dulu kala. Dr Th. Stevens, seorang sejarawan Belanda, dalam
bukunya: ‘Tarekat Mason Bebas dan Masy`rakat di Hindia Belanda dan Indonesia
1764- 1962’ menyebut gerakan-gerakan kesukuan dan berbasiskan
sekularisme,pluralisme dan liberalisme dan anti islam di gerakkan oleh
tokoh-tokoh anggota jaringan Zionis internasional.
Dalam buku yang peredarannya terbatas itu di sebutkan bahwa beberapa
tokoh yang kini di sebut sebagai pahlawan adalah kaki tangan Zionis, sebut saja
Boedi Oetomo, yang tokoh kuncinya adalah anggota jaringan Zionis Internasional,
seperti Pangeran Ario Notodirejo yang merupakan anggota Loge Mataram dan ketua
Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914. Nama lain yang di sebut dalam buku itu
antara lain Raden Adipati Tirto Koesoemo, Bupati Karang Anyar dan menjadi
anggota Lodge Mataram sejak tahun 1895. Lodge adalah pusat aktifitas para
anggota freemason. Juga ada nama Mas Boediarjo, Raden Mas Toemenggoeng Ario
Koesoemo Yoedha, dan salah satu tokoh kemerdekaan Dr Radjiman Wedyodiningrat
(Ketua Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia). RM Adipati Ario Poerbo
Hadiningrat, Bupati Semarang termasuk juga di dalamnya. Ia menulis buku
berjudul: “Wat Ik als Javaan voor geest an ge moed in de vrijmetselarij heb
gevonden” yang berisi tentang pengalaman hidupnya sebagai seorang jawa yang menemukan
jiwa dalam organisasi Freemason.
Ada pula nama Sultan hamengkubuwono VIII, RM AAA Tjokro Adiekoesoemo,RAS Soemiro
Kolopaking Poerbonegoro Paku Alam VIII, dan juga Raden Said Soekanto. Nama
terakhir ini adalah kepala kepolisian RI pertama yang menjabat pada tahun 29
September 1945 hingga 14 Desember 1959. Di tahun 1952, saat masih menjabat
sebagai Kapolri, Jendral (pol) Soekanto juga aktif menjabat sebagai Suhu Agung
(Grandmaster) dari Timur Agung Indonesia atu Federasi Nasional Mason Indonesia.
Ia memimpin Loji Indonesia Purwo Daksina. Ia juga menjabat sebagai ketua
Yayasan Raden Saleh, yang merupakan penerusan Dari Carpentier Althing Stiching.
Keberadaan jaringan Zionis Internasional ini pernah di bubarkan dan di larang
oleh Presiden Soekarno melalui Lembaran Negara dengan Nomor 18/1961, bulan
Februari 1961, yang di kuatkan melalui Keppres no.264 tahun 1962. Yang di
bubarkan adalah beberapa organisasi yang merupakan jaringan Zionis
Internasional Seperti Rosikrusian, Morl Re-armament, Lion Club, Rotary dan
Bahaisme dan seluruh Lodge (loji) mereka di sita.
Di era Soeharto, kendati hubungan Diplomatik tidak ada, beberapa tokoh
Militer dan Intellijen berhubungan dengan Israel. Mereka mendapatkan ilmu dari
Negara Zionis tersebut. Ketika Abdurrahman Wahid berkuasa, semua putus dengan
Israel itu dihidupkan kembali. Gusdur mencabut Keppres yang di keluarkan oleh
Soekarno itu melalui keppres No.69 Tahun 2000 tanggal 23 Mei 2000. Walhasil,
gerakan kaum Zionis ini kian leluasa di Indonesia. Apalagi memasuki era
Reformasi. Semua kran dibuka dan tidak ada filter sama sekali terhadap racun
yang ingin di sebarkan masuk ke Indonesia. Hubungan kerja sama dagang dengan
orang-orang Zionis sudah kasat mata. Misalnya: bagaiman Grup Bakri yang
menggandeng perusahaan Rothschild-Yahudi Amerika.
Di Indonesia, para pengemban ide-ide Zionis ini tak lagi berbaju
organisasi Zionis tetapi berbaju liberal dan organisasi-organisasi sosial.
Jargon yang di suarakan juga sama yakni kebebasan, persamaan, toleransi, demokrasi,
HAM, Pluralisme, dan sejenisnya. Tujuan jangka panjangnya adalah mengakui
keberadaanya kaum Zionis sebagai satu entitas politik yang harus di akui.
Itulah Israel Raya.
sumber: Globalmuslimweb
aqidahsalafshalih 7:56 pm pada Mei 30, 2012
(nahimunkar.com)
Pergilahkeblog kedua
http://www.mantankyainu2.blogspot.com/
Dan kliklah 4 shared mp3 jangan di
panahnya.
Artikel Terkait
anda sdang bingung ? silakan klik:
BalasHapushttp://voa-islamic.blogspot.com/2012/12/agama-wahabi-adalah-agama-paling-benar.html