وَقَدْ وَرَدَ: أَنَّ أَعْمَالَ
اْلأَحْيَاءِ تُعْرَضُ عَلَى اْلأَمْوَاتِ مِنَ اْلأَقْرِبَاءِ وَاْلعَشَائِرِ فِي
اْلبَرْزَخِ، كَمَا وَرَدَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:
إنَّ أَعْمَالَكُمْ
تُعْرَضُ عَلَى أَقَارِبِكُمْ وَعَشَائِرِكُمْ مِنْ اْلأَمْوَاتِ فَإِنْ كَانَ
خَيْرًا اسْتَبْشَرُوا وَإِنْ كَانَ غَيْرَ ذَلِكَ قَالُوا الّلَهُمَّ لاَ
تُمِتْهُمْ حَتَّى تَهْدِيَهُمْ كَمَا هَدَيْتَنَا (أخرجه أحمد والطيالسي).
Sungguh
ada hadis bahwa perbuatan orang – orang hidup di
tampakkan kepada orang – orang mati dari
kerabat dan asyirah – sukunya di alam barzakh
sebagaimana sabda Nabi SAW:
Sesungguhnya
amal perbuatanmu di tampakkan kepada
kerabat – kerabatmu dan golongan –
golonganmu yang sudah meninggal dunia. Bila baik, mereka akan bergembira. Bila tidak, mereka
berkata: Ya Allah ! jangan matikan mereka hingga Engkau memberi petunjuk
kepada mereka sebagaimana Engkau
memberikan petunjuk kepada kami. ( lemah, kata al albani ) [1]
Sanadnya
sbb:
Imam
Ahmad berkata:
حَدَّثَنَا عَبْدُ
الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَمَّنْ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Bercerita
kepada kami Abd Razzaq, lalu berkata:
Sofyan bercerita kepada kami dari orang
yang mendengar Anas bin Malik berkata: Nabi SAW
bersabda: ………
Lihat
orang yang mendengar dari Anas ini belum di ketahui identitasnya, pendusta atau penjahat. Jadi hadis tsb lemah.
Setahu saya dari kalangan penyusun kutubut tis`ah hanya Imam Ahmad yang meriwayatkannya.
Imam
Bukhari, Muslim, Nasai, Abu dawud dan Ibnu Majah tidak
meriwayatkannya.
Ibnu
Hajar al Haitami berkata:
فِيْهِ رَجُلٌ لَمْ يُسَمَّ.
Sanadnnya terdapat
perawi yang tidak di sebutkan namanya.
Hadis tsb lemah, kataku.
Dengan hadis lemah itu, Tim Penulis LBM NU cabang Jember berkata:
Dengan demikian, orang yang tidak memiliki kehidupan tidak
dapat mengetahui perbuatan orang lain.
Ber arti keluarga kita yang sudah meninggal dunia pada hakekatnya itu
hidup dan mengetahui hal ihwal perbuatan
kita. [2]
Saya katakan, apakah
mayat keluarga kita akan mengetahui hal ihwal keadaan dan perbuatan kita yang
kita lakukan di jakarta
sedang sang mayat terbujur di pantai seseh Bali.
Atau mayat di Padang dan kita melakukan perbuatan di kamar
kita di Sunda lalu mayat mengetahuinya.
Inilah khurofat yang nyata dan penyesatan tanpa dalil. Allah berfirman:
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ
مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau
apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang
orang-orang yang benar.[3]
أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ
تَدْرُسُونَ(37)إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ
Atau
adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu
membacanya?, bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu
sukai untukmu.[4]
Rasulullah
SAW juga bersabda:
وَقَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ
تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابُ اللهِ
Dan sungguh
aku telah meninggalkan sesuatu
yang kamu tidak akan sesat bila kamu berpegangan kepadanya yaitu kitabullah [5]
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan