Jumat, Desember 07, 2012

Hadis - hadis populer tapi lemah ke 24




  Ibnu Katsir berkata sbb:
وَقَدْ وَرَدَ: أَنَّ أَعْمَالَ اْلأَحْيَاءِ تُعْرَضُ عَلَى اْلأَمْوَاتِ مِنَ اْلأَقْرِبَاءِ وَاْلعَشَائِرِ فِي اْلبَرْزَخِ، كَمَا وَرَدَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  أَنَّهُ قَالَ:
إنَّ أَعْمَالَكُمْ تُعْرَضُ عَلَى أَقَارِبِكُمْ وَعَشَائِرِكُمْ مِنْ اْلأَمْوَاتِ فَإِنْ كَانَ خَيْرًا اسْتَبْشَرُوا وَإِنْ كَانَ غَيْرَ ذَلِكَ قَالُوا الّلَهُمَّ لاَ تُمِتْهُمْ حَتَّى تَهْدِيَهُمْ كَمَا هَدَيْتَنَا (أخرجه أحمد والطيالسي).
Sungguh ada  hadis  bahwa perbuatan orang – orang hidup di tampakkan kepada orang – orang mati  dari kerabat dan asyirah – sukunya di alam barzakh  sebagaimana sabda Nabi SAW:
Sesungguhnya amal perbuatanmu  di tampakkan kepada kerabat – kerabatmu  dan golongan – golonganmu yang sudah meninggal dunia. Bila baik,  mereka akan bergembira. Bila tidak,  mereka  berkata: Ya Allah ! jangan matikan mereka hingga Engkau memberi petunjuk kepada mereka sebagaimana  Engkau memberikan petunjuk kepada kami. ( lemah,  kata al albani ) [1]
Sanadnya sbb:
Imam Ahmad berkata:
حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَمَّنْ سَمِعَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ يَقُولُ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى الله ُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Bercerita kepada kami Abd Razzaq,  lalu berkata: Sofyan bercerita kepada kami  dari orang yang mendengar Anas bin Malik berkata: Nabi SAW  bersabda: ………
Lihat orang yang mendengar dari Anas ini belum di ketahui identitasnya,  pendusta atau penjahat. Jadi hadis tsb lemah. Setahu saya dari kalangan penyusun kutubut tis`ah hanya  Imam Ahmad yang meriwayatkannya.
Imam Bukhari,  Muslim,   Nasai,   Abu dawud dan Ibnu Majah tidak meriwayatkannya.
Ibnu Hajar al Haitami berkata:
فِيْهِ رَجُلٌ لَمْ يُسَمَّ.
Sanadnnya terdapat perawi yang tidak di sebutkan namanya. 
Hadis tsb lemah,  kataku.
Dengan hadis lemah itu,  Tim Penulis LBM NU  cabang Jember berkata:
Dengan demikian,  orang yang tidak memiliki kehidupan tidak dapat mengetahui perbuatan  orang lain. Ber arti keluarga kita yang sudah meninggal dunia pada hakekatnya  itu  hidup dan mengetahui hal ihwal perbuatan  kita. [2]

Saya katakan,   apakah mayat keluarga kita akan mengetahui hal ihwal keadaan dan perbuatan kita yang kita lakukan  di jakarta sedang  sang mayat terbujur   di pantai seseh Bali. Atau  mayat di Padang dan kita melakukan perbuatan di kamar kita   di Sunda lalu mayat mengetahuinya. Inilah khurofat yang nyata dan penyesatan tanpa dalil. Allah berfirman:
أَمْ لَكُمْ سُلْطَانٌ مُبِينٌ(156)فَأْتُوا بِكِتَابِكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ
Atau apakah kamu mempunyai bukti yang nyata? Maka bawalah kitabmu jika kamu memang orang-orang yang benar.[3]
أَمْ لَكُمْ كِتَابٌ فِيهِ تَدْرُسُونَ(37)إِنَّ لَكُمْ فِيهِ لَمَا تَخَيَّرُونَ
Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu membacanya?, bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih apa yang kamu sukai untukmu.[4]

Rasulullah SAW  juga bersabda:
وَقَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا لَنْ تَضِلُّوا بَعْدَهُ إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ كِتَابُ اللهِ
 Dan sungguh  aku telah meninggalkan  sesuatu yang kamu tidak akan sesat bila kamu berpegangan kepadanya yaitu kitabullah [5]


[1]  Ad dho`ifah 863
[2]  Membongkar kebohongan buku "Mantam kiai NU.... 12
[3] As shoffat 156-157
[4]  Al Qalam  37-38
[5]  Muttafaq alaih
Artikel Terkait

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan