By Asqi Resnawan on 9:12 PM
Berric Dondarion
Kata kubu Jokowi mereka adalah koalisi orang baik-baik sebab orang baik pasti berkumpul dengan orang baik sedangkan orang jahat akan berkumpul dengan penjahat, tentu saja di sini yang disebut kubu penjahat adalah Prabowo-Hatta. Benarkah? Mari kita beberapa penjahat di kubu Jokowi-JK, sebagai berikut ini:
1. Penjahat utama tentu saja adalah Jokowi, penipu rakyat Jakarta; anak durhaka yang mengubah riwayat hidup dan kondisi ayahnya yang kaya raya menjadi miskin demi pencitraan; raja pencitraan; Komnas HAM, LBH Jakarta, PBHI menyatakan Jokowi melanggar HAM warga Pluit; selama satu setengah tahun menggunakan APBD Jakarta untuk pencitraan dirinya supaya bisa nyapres; karena tidak serius bekerja, maka semua proyek di Jakarta mangkrak; pembohong besar; jumawa bilang bisa atasi Singapura tapi dipanggil KPU sudah menciut tidak berani datang.
2. Penjahat utama kedua adalah Jusuf Kalla, yang pernah dipecat sebagai Menperindag oleh Presiden Gus Dur tahun 2000; menjadi Wapres SBY untuk melempar proyek pemerintah kepada anak usahanya; membayar Rp. 10trilyun untuk menjadi cawapres Jokowi; pembohong kelas wahid, sama seperti capres yang didampinginya; mengklaim di facebooknya bahwa militer aktif, Panglima TNI Moeldoko mendukung pencapresan Jokowi-JK; namanya mengingatkan pada Batara Kalla, pemakan matahari dan biang sial Indonesia pada periode kewapresannya tahun 2004-2009 (Lumpur Lapindo; Gunung Merapi Meletus; Tsunami; Krisis 2008 dll http://andrewmarshall.com/articles/reporting-for-national-geographic-magazine-on-the-volcanoes-of-indonesia/ ).
3. Megawati Soekarnoputri: dalang Peristiwa 27 Juli 1996 yang membunuh ratusan rakyat sipil; DOM Aceh yang menewaskan ribuan rakyat sipil; menjual aset negara besar-besaran seharga ‘permen’ termasuk satelit yang sekarang dipakai menyadap Indonesia; melepas Sipadan-Ligitan ke Malaysia; menangkapi aktivis dan demonstran yang mengkritik pemerintahannya, di PDIP bersikap otoriter dan diktator; omongan tidak bisa dipegang.
4. AM Hendropriyono: terlibat penuh dalam Peristiwa 27 Juli 1996; pendukung DOM Aceh yang membunuh ribuan orang; perancang pembunuhan Munir, aktivis pendiri Kontras; membela Australia dalam kasus penyadapan Presiden Indonesia dengan membuka informasi bahwa pihak Indonesia menyadap Australia menjelang jajak pendapat di timor Timur; terlibat kasus Talangsari, Lampung; tahun 2004 menjadi Ketua Tim Pemenangan Megawati padahal Kepala BIN aktif.
5. Luhut Panjaitan: pemimpin Operasi Seroja yang amburadul dan banyak menewaskan rakyat sipil; menembaki warga Sipil ketika Peristiwa Malari 1974; dan baru-baru ini bersama Alwi Shihab melakukan kampanye hitam di Gereja; membunuh dan membantai banyak rakyat sipil dengan peluru saat Peristiwa Malari 1974:
“Letusan peluru itu tidak digubris para pendemo. Mereka terus melempari tentara dengan batu. Merasa terdesak Luhut [Panjaitan] memerintahkan anak buahnya menembak kaki para pendemo. Situasi makin kacau karena mereka kocar-kacir. Tentara yang mengejar tidak lagi mengarahkan moncong ke aspal, tapi sudah mengincar sasaran. Luhut menduga banyak yang tewas saat kejar-kejaran itu.”
- Massa Misterius Malari, terbitan Tempo, halaman 71.
6. Muchdi Pr: perancang pembunuhan Munir.
7. Ass’at; perancang pembunuhan Munir.
8. Da’i Bachtiar: pembentuk Densus 88 yang terlibat puluhan extra judicial killing dan salah satu SOP adalah menginteli masjid.
9. PDIP: partai paling korup dan paling banyak bolos tahun 2009 s.d. 2014.
10. Wiranto: Panglima ABRI yang harus bertanggung jawab atas Kerusuhan Mei 1998 dan pembantaian rakyat Timor Timur pasca referendum; Semanggi I dan Semanggi II.
11. Muhaimin Iskandar: penghianat paman sendiri, Gus Dur; menghianati Rhoma Irama; menghianati Mahfud MD.
12. Hasyim Muzadi: penghianat Gus Dur karena menjadi wapres Megawati padahal dua tahun sebelumnya Mega menusuk Gus Dur dari belakang..
13. Aktivis 1998: semua aktivis 1998 pendukung Jokowi yang bersembunyi ketika Kerusuhan Mei 1998 dan melanjutkan aktivitas demo setelah kerusuhan reda adalah manusia pengecut yang tidak tahu malu dan menyedihkan.
14. Sutiyoso: bertanggung jawab atas pembunuhan lima wartawan Australia di Timor Timur (Balibo 5) dan pelaku Peristiwa 27 Juli 1996.
15. Goenawan Mohamad: aktivis kebebasan berpendapat yang mengancam Admin Kompasiana ke pengadilan karena ada artikel di Kompasiana yang dirasa menyudutkan Tempo dan Salihara (kalah sama militer: http://m.kompasiana.com/podst/read/663033/1/jangan-main-minta-hapus-tulisan-di-kompasiana.html ); aktivis kebebasan pers yang tidak mengirim hak jawab dan malah mengirim sms marah ke Surya Paloh karena ada artikel di Media Indonesia yang mengulas kegiatan mabuk-mabukan Goenawan Mohamad dengan Sitok Srengenge (tersangka pemerkosa mahasiswa UI) di sebuah acara budaya, menyebabkan kedua wartawan didemosi dan mengundurkan diri; liberalis intoleran; didanai George Soros yang menghancurkan Indonesia tahun 1997-1998; menggunakan jaringan internasionalnya untuk hanya mempromosikan seniman/budayawan yang menjadi kelompoknya (nepotisme, kolusi).
16. Surya Paloh: secara halus melarang Sandrina Malakiano (mantan presenter Metro TV) memakai jilbab dengan tidak memberi jadwal siaran; merebut Partai NasDem secara tidak demokratis; melanggar HAM pekerjanya, Luviana.
17. Todung Mulya Lubis: advokat “abal-abal” karena sudah dipecat permanen dari profesi advokat oleh Peradi karena menangani perkara benturan kepentingan (menerima uang dari kedua pihak yang berperkara/kanan kiri ok); banding putusan pemecatan Peradi ke KAI, organisasi advokat fiktif yang tidak ada hubungan dengan Peradi yang waktu itu dikuasai Adnan Buyung Nasution (masih jadi Wantimpres); ribut dengan KAI sekarang pimpin organisasi advokat siluman, Ikadin, padahal UU Advokat hanya mengakui satu Organisasi Advokat (menghancurkan sistem hukum Indonesia demi periuk nasinya); menerima dana asing untuk membangun lembaga anti korupsi ICW dan TII, tapi membela kasus korupsi (Jokowi); terdakwa korupsi (Chevron, Bioremediasi); BLBI (grup Salim).
18. Ribka Tjiptaning: dinyatakan bersalah oleh Dewan Etik DPR karena korupsi ayat tembakau pada UU Kesehatan.
19. Budiman Soejatmiko: dipecat partai yang didirikannya sendiri, PRD; pelesiran ke Brazil dengan dalih “studi banding beras”; menunggangi UU Desa untuk pencitraan.
20. Ryamizard Ryacudu: Panglima ABRI zaman Gus Dur yang mengepung dan mengarahkan moncong meriam tank ke Istana Merdeka untuk memaksa Gus Dur turun dan digantikan oleh Megawati. Hari ini menjadi anggota PDIP.
21. Kartika Djoemadi: dalang Jasmev, pasukan siluman Jokowi di dunia maya yang terkenal dengan kesadisan dan kekejamannya dalam membela Jokowi; memakai gelar PhD palsu; mengaku muslimah padahal bukan untuk inflitrasi Muhammadiyah; memfitnah Marissa Haque.
22. Jasmev: Jasmev dan turunannya, Partai Socmed adalah pembela Jokowi di media massa yang anggotanya terkenal ultra radikal intoleran, kasar, dengan kecerdasan di bawah rata-rata, dan memiliki satu doktrin: hancurkan semua pengkritik Jokowi dengan menghalalkan segala cara termasuk melacak, memfitnah dan membully keluarga (istri/suami, anak, orang tua) dari orang yang kritik Jokowi demi mematikan niat pengeritik Jokowi (melanggar HAM).
23. Jaringan Islam Liberal/JIL: didirikan oleh Goenawan Mohamad menggunakan dana asing; organisasi liberalis radikal intoleran.
24. Panglima TNI Moeldoko: bila klaim Jusuf Kalla di facebooknya benar maka dia telah melanggar sumpah Sapta Marga sebagai prajurit TNI untuk menjaga netralitas dan tidak berpolitik; memalukan Indonesia karena meminta maaf kepada Singapura atas penamaan kapal perang Indonesia; tidak membela Indonesia ketika kapal perang Australia melanggar wilayah Indonesia.
http://www.gatra.com/politik-1/54017-tudingan-sby-mengarah-ke-jenderal-moeldoko%E2%80%8F.html
25. Komjend Budi Gunawan: bila tulisan Tempo benar maka yang bersangkutan telah melanggar sumpah karena berpolitik dengan melobi Megawati menerima JK sebagai cawapres Jokowi.
http://www.tempo.co/read/news/2014/05/26/078580347/Kalla-Gunakan-Jenderal-Rekening-Gendut-Dekati-Mega
26. Eva Sundari: bersama William Yani, memerintahkan pengintaian dan merekam khatib yang memberi khotbah di masjid seluruh Indonesia.
27. FX Hadi Rudyatmo: Ketua DPC PDIP Solo; Wakil Jokowi ketika menjadi Walikota Solo; raja preman Solo, patut diduga kuat mendalangi Kerusuhan rasial di Solo pada Mei 2012 untuk menaikan elektabilitas Jokowi sebagai cagub DKI Jakarta.
28. Michael Bimo Putranto: teman Jokowi sesama pedagang mebel di Solo; timses Jokowi di Solo; kader PDIP Solo koruptor bus TransJakarta berkarat.
29. CSIS: organisasi bentukan Pater Beek, agen CIA dalang Malari; dalang penyerbuan ke Timor Timur; dalang gerakan anti Islam di Indonesia; dalang Peristiwa 27 Juli 1996; dalang Kerusuhan Mei 1998, dan lain-lain.
30. Dahlan Iskan: ketika menjadi Menteri BUMN kerjaannya hanya melakukaan pencitraan kemana-mana; banyak pekerjaan tidak selesai, satu tipe dengan Jokowi.
Daftar pendukung Jokowi tentu masih banyak, tapi nama-nama di atas sudah cukup untuk merepresentasikan sebuah fakta tidak terbantahkan bahwa kubu pendukung Jokowi diisi oleh para penjahat. Yakin mau memilih Jokowi?
Berric Dondarion
Kata kubu Jokowi mereka adalah koalisi orang baik-baik sebab orang baik pasti berkumpul dengan orang baik sedangkan orang jahat akan berkumpul dengan penjahat, tentu saja di sini yang disebut kubu penjahat adalah Prabowo-Hatta. Benarkah? Mari kita beberapa penjahat di kubu Jokowi-JK, sebagai berikut ini:
1. Penjahat utama tentu saja adalah Jokowi, penipu rakyat Jakarta; anak durhaka yang mengubah riwayat hidup dan kondisi ayahnya yang kaya raya menjadi miskin demi pencitraan; raja pencitraan; Komnas HAM, LBH Jakarta, PBHI menyatakan Jokowi melanggar HAM warga Pluit; selama satu setengah tahun menggunakan APBD Jakarta untuk pencitraan dirinya supaya bisa nyapres; karena tidak serius bekerja, maka semua proyek di Jakarta mangkrak; pembohong besar; jumawa bilang bisa atasi Singapura tapi dipanggil KPU sudah menciut tidak berani datang.
2. Penjahat utama kedua adalah Jusuf Kalla, yang pernah dipecat sebagai Menperindag oleh Presiden Gus Dur tahun 2000; menjadi Wapres SBY untuk melempar proyek pemerintah kepada anak usahanya; membayar Rp. 10trilyun untuk menjadi cawapres Jokowi; pembohong kelas wahid, sama seperti capres yang didampinginya; mengklaim di facebooknya bahwa militer aktif, Panglima TNI Moeldoko mendukung pencapresan Jokowi-JK; namanya mengingatkan pada Batara Kalla, pemakan matahari dan biang sial Indonesia pada periode kewapresannya tahun 2004-2009 (Lumpur Lapindo; Gunung Merapi Meletus; Tsunami; Krisis 2008 dll http://andrewmarshall.com/articles/reporting-for-national-geographic-magazine-on-the-volcanoes-of-indonesia/ ).
3. Megawati Soekarnoputri: dalang Peristiwa 27 Juli 1996 yang membunuh ratusan rakyat sipil; DOM Aceh yang menewaskan ribuan rakyat sipil; menjual aset negara besar-besaran seharga ‘permen’ termasuk satelit yang sekarang dipakai menyadap Indonesia; melepas Sipadan-Ligitan ke Malaysia; menangkapi aktivis dan demonstran yang mengkritik pemerintahannya, di PDIP bersikap otoriter dan diktator; omongan tidak bisa dipegang.
4. AM Hendropriyono: terlibat penuh dalam Peristiwa 27 Juli 1996; pendukung DOM Aceh yang membunuh ribuan orang; perancang pembunuhan Munir, aktivis pendiri Kontras; membela Australia dalam kasus penyadapan Presiden Indonesia dengan membuka informasi bahwa pihak Indonesia menyadap Australia menjelang jajak pendapat di timor Timur; terlibat kasus Talangsari, Lampung; tahun 2004 menjadi Ketua Tim Pemenangan Megawati padahal Kepala BIN aktif.
5. Luhut Panjaitan: pemimpin Operasi Seroja yang amburadul dan banyak menewaskan rakyat sipil; menembaki warga Sipil ketika Peristiwa Malari 1974; dan baru-baru ini bersama Alwi Shihab melakukan kampanye hitam di Gereja; membunuh dan membantai banyak rakyat sipil dengan peluru saat Peristiwa Malari 1974:
“Letusan peluru itu tidak digubris para pendemo. Mereka terus melempari tentara dengan batu. Merasa terdesak Luhut [Panjaitan] memerintahkan anak buahnya menembak kaki para pendemo. Situasi makin kacau karena mereka kocar-kacir. Tentara yang mengejar tidak lagi mengarahkan moncong ke aspal, tapi sudah mengincar sasaran. Luhut menduga banyak yang tewas saat kejar-kejaran itu.”
- Massa Misterius Malari, terbitan Tempo, halaman 71.
6. Muchdi Pr: perancang pembunuhan Munir.
7. Ass’at; perancang pembunuhan Munir.
8. Da’i Bachtiar: pembentuk Densus 88 yang terlibat puluhan extra judicial killing dan salah satu SOP adalah menginteli masjid.
9. PDIP: partai paling korup dan paling banyak bolos tahun 2009 s.d. 2014.
10. Wiranto: Panglima ABRI yang harus bertanggung jawab atas Kerusuhan Mei 1998 dan pembantaian rakyat Timor Timur pasca referendum; Semanggi I dan Semanggi II.
11. Muhaimin Iskandar: penghianat paman sendiri, Gus Dur; menghianati Rhoma Irama; menghianati Mahfud MD.
12. Hasyim Muzadi: penghianat Gus Dur karena menjadi wapres Megawati padahal dua tahun sebelumnya Mega menusuk Gus Dur dari belakang..
13. Aktivis 1998: semua aktivis 1998 pendukung Jokowi yang bersembunyi ketika Kerusuhan Mei 1998 dan melanjutkan aktivitas demo setelah kerusuhan reda adalah manusia pengecut yang tidak tahu malu dan menyedihkan.
14. Sutiyoso: bertanggung jawab atas pembunuhan lima wartawan Australia di Timor Timur (Balibo 5) dan pelaku Peristiwa 27 Juli 1996.
15. Goenawan Mohamad: aktivis kebebasan berpendapat yang mengancam Admin Kompasiana ke pengadilan karena ada artikel di Kompasiana yang dirasa menyudutkan Tempo dan Salihara (kalah sama militer: http://m.kompasiana.com/podst/read/663033/1/jangan-main-minta-hapus-tulisan-di-kompasiana.html ); aktivis kebebasan pers yang tidak mengirim hak jawab dan malah mengirim sms marah ke Surya Paloh karena ada artikel di Media Indonesia yang mengulas kegiatan mabuk-mabukan Goenawan Mohamad dengan Sitok Srengenge (tersangka pemerkosa mahasiswa UI) di sebuah acara budaya, menyebabkan kedua wartawan didemosi dan mengundurkan diri; liberalis intoleran; didanai George Soros yang menghancurkan Indonesia tahun 1997-1998; menggunakan jaringan internasionalnya untuk hanya mempromosikan seniman/budayawan yang menjadi kelompoknya (nepotisme, kolusi).
16. Surya Paloh: secara halus melarang Sandrina Malakiano (mantan presenter Metro TV) memakai jilbab dengan tidak memberi jadwal siaran; merebut Partai NasDem secara tidak demokratis; melanggar HAM pekerjanya, Luviana.
17. Todung Mulya Lubis: advokat “abal-abal” karena sudah dipecat permanen dari profesi advokat oleh Peradi karena menangani perkara benturan kepentingan (menerima uang dari kedua pihak yang berperkara/kanan kiri ok); banding putusan pemecatan Peradi ke KAI, organisasi advokat fiktif yang tidak ada hubungan dengan Peradi yang waktu itu dikuasai Adnan Buyung Nasution (masih jadi Wantimpres); ribut dengan KAI sekarang pimpin organisasi advokat siluman, Ikadin, padahal UU Advokat hanya mengakui satu Organisasi Advokat (menghancurkan sistem hukum Indonesia demi periuk nasinya); menerima dana asing untuk membangun lembaga anti korupsi ICW dan TII, tapi membela kasus korupsi (Jokowi); terdakwa korupsi (Chevron, Bioremediasi); BLBI (grup Salim).
18. Ribka Tjiptaning: dinyatakan bersalah oleh Dewan Etik DPR karena korupsi ayat tembakau pada UU Kesehatan.
19. Budiman Soejatmiko: dipecat partai yang didirikannya sendiri, PRD; pelesiran ke Brazil dengan dalih “studi banding beras”; menunggangi UU Desa untuk pencitraan.
20. Ryamizard Ryacudu: Panglima ABRI zaman Gus Dur yang mengepung dan mengarahkan moncong meriam tank ke Istana Merdeka untuk memaksa Gus Dur turun dan digantikan oleh Megawati. Hari ini menjadi anggota PDIP.
21. Kartika Djoemadi: dalang Jasmev, pasukan siluman Jokowi di dunia maya yang terkenal dengan kesadisan dan kekejamannya dalam membela Jokowi; memakai gelar PhD palsu; mengaku muslimah padahal bukan untuk inflitrasi Muhammadiyah; memfitnah Marissa Haque.
22. Jasmev: Jasmev dan turunannya, Partai Socmed adalah pembela Jokowi di media massa yang anggotanya terkenal ultra radikal intoleran, kasar, dengan kecerdasan di bawah rata-rata, dan memiliki satu doktrin: hancurkan semua pengkritik Jokowi dengan menghalalkan segala cara termasuk melacak, memfitnah dan membully keluarga (istri/suami, anak, orang tua) dari orang yang kritik Jokowi demi mematikan niat pengeritik Jokowi (melanggar HAM).
23. Jaringan Islam Liberal/JIL: didirikan oleh Goenawan Mohamad menggunakan dana asing; organisasi liberalis radikal intoleran.
24. Panglima TNI Moeldoko: bila klaim Jusuf Kalla di facebooknya benar maka dia telah melanggar sumpah Sapta Marga sebagai prajurit TNI untuk menjaga netralitas dan tidak berpolitik; memalukan Indonesia karena meminta maaf kepada Singapura atas penamaan kapal perang Indonesia; tidak membela Indonesia ketika kapal perang Australia melanggar wilayah Indonesia.
http://www.gatra.com/politik-1/54017-tudingan-sby-mengarah-ke-jenderal-moeldoko%E2%80%8F.html
25. Komjend Budi Gunawan: bila tulisan Tempo benar maka yang bersangkutan telah melanggar sumpah karena berpolitik dengan melobi Megawati menerima JK sebagai cawapres Jokowi.
http://www.tempo.co/read/news/2014/05/26/078580347/Kalla-Gunakan-Jenderal-Rekening-Gendut-Dekati-Mega
26. Eva Sundari: bersama William Yani, memerintahkan pengintaian dan merekam khatib yang memberi khotbah di masjid seluruh Indonesia.
27. FX Hadi Rudyatmo: Ketua DPC PDIP Solo; Wakil Jokowi ketika menjadi Walikota Solo; raja preman Solo, patut diduga kuat mendalangi Kerusuhan rasial di Solo pada Mei 2012 untuk menaikan elektabilitas Jokowi sebagai cagub DKI Jakarta.
28. Michael Bimo Putranto: teman Jokowi sesama pedagang mebel di Solo; timses Jokowi di Solo; kader PDIP Solo koruptor bus TransJakarta berkarat.
29. CSIS: organisasi bentukan Pater Beek, agen CIA dalang Malari; dalang penyerbuan ke Timor Timur; dalang gerakan anti Islam di Indonesia; dalang Peristiwa 27 Juli 1996; dalang Kerusuhan Mei 1998, dan lain-lain.
30. Dahlan Iskan: ketika menjadi Menteri BUMN kerjaannya hanya melakukaan pencitraan kemana-mana; banyak pekerjaan tidak selesai, satu tipe dengan Jokowi.
Daftar pendukung Jokowi tentu masih banyak, tapi nama-nama di atas sudah cukup untuk merepresentasikan sebuah fakta tidak terbantahkan bahwa kubu pendukung Jokowi diisi oleh para penjahat. Yakin mau memilih Jokowi?
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan