By Asqi Resnawan on 12:46 PM
Bocoran Wikileaks memberikan informasi penting tentang peranan mantan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara), Jenderal AM Hendropriyono, yang menjadi Tim Pengarah' Pemenangan Jokowi pada pilpres 2014 ini, dan Hendroprioyono oleh Wikileaks dikaitkan tewasnya aktivis HAM, Munir. Di media sosial media baru-baru ini kembali marak beredar soal berita bocoran Wikileaks tentang mantan Kepala BIN Hendropriyono.
Bocoran Wikileaks mantan Kepala BIN terkait kasus tewasnya aktivis HAM Munir pada 2004 itu muncul kembali setelah Hendropriyono menjadi tim sukses salah satu capres-cawapres.
Bocoran Wikileaks menyebar lewat broadcast Blackberry Messenger disertai link yang mengarah kepada sebuah situs berita nasional. Dalam berita itu diungkapkan,. ada beberapa pertemuan melibatkan Hendropriyono untuk rencana pembunuhan Munir. Bocoran Wikileaks ini dan sempat dimuat di Sydney Morning Gerald, Sabtu (18/12/2010).
Kawat yang bocor itu dikirimkan dari Kedubes AS ke Washington DC, dengan judul "Kemungkinan Keterlibatan, Pejabat Negara di Jakarta".
Seorang perwira polisi berpangkat tinggi, dalam bocoran itu disebutkan mengetahui kalau Hendropriyono terlibat. Informasi itu diungkap pada Desember 2006. ”Perwira polisi tersebut menyatakan harapannya, bahwa dalang kasus tersebut akan terungkap,”.
Polisi ini mendapatkan informasi dari orang dalam BIN. Tapi orang dalam ini takut untuk memberi kesaksian di pengadilan. "Saksi itu mengatakan, hanya waktu dan metode pembunuhan berubah dari rencana semula. Rencana aslinya membunuh Munir di kantornya,".
Keterlibatan petinggi BIN juga dibocorkan lagi oleh Wikileaks pada Juni 2008, beberapa saat setelah Muchdi PR ditangkap. Kedutaan AS mendapatkan informasi dari pihak lain, ada bukti dari kepolisian yang mengemukakan ada pertemuan pejabat senior BIN untuk membunuh Munir.
Pertemuan itu, lanjut Wikileaks, merancang model seperti apa yang bagus untuk membunuh Munir. Diantaranya yang dipersiapkan adalah menembak Munir melalui penembak jitu, meledakkan mobilnya, hingga meminta bantuan dukun. "Beberapa usaha gagal sebelum akhirnya Munir diracun dalam. perjalanan ke Amsterdam pada bulan Oktober 2004,".
Wikileaks juga membeberkan sosok Muchdi, yang dinilai punya keberanian dalam melakukan pembunuhan. Dia juga dinilai punya kepribadian untuk melakukan hal itu. Dari berbagai informasi itu, pihak kedutaan mengambil sejumlah kesimpulan.
"Sebuah terobosan tentang siapa yang memerintahkan pembunuhan itu mungkin akan membutuhkan seseorang dengan informasi orang dalam untuk mengambil risiko luar biasa dalam memberikan kesaksian, dan akan membutuhkan perlindungan. Namun, polisi tampaknya telah diberikan perintah untuk menunjukkan kemajuan dalam kasus ini, mungkin karena perhatian internasional,".
Memang, sejumlah jenderal yang memiliki latar belakang intelijen dan ahli strategi militer, sekarang berkumpul dibelakang Jokowi, termasuk Jenderal Hendropriyono, Farid Zainuddin, dan Ian Santoso, semuanya berlatarbelakang dibidang intelijen. Mereka ini membackup Jokowi dan berjuang memenangkannya. Bahkan, Hendropriyono menyebut sebagai psikopat alias sakit jiwa. (jj/dbs/voa-islam.com)
Bocoran Wikileaks memberikan informasi penting tentang peranan mantan Kepala BIN (Badan Intelijen Negara), Jenderal AM Hendropriyono, yang menjadi Tim Pengarah' Pemenangan Jokowi pada pilpres 2014 ini, dan Hendroprioyono oleh Wikileaks dikaitkan tewasnya aktivis HAM, Munir. Di media sosial media baru-baru ini kembali marak beredar soal berita bocoran Wikileaks tentang mantan Kepala BIN Hendropriyono.
Bocoran Wikileaks mantan Kepala BIN terkait kasus tewasnya aktivis HAM Munir pada 2004 itu muncul kembali setelah Hendropriyono menjadi tim sukses salah satu capres-cawapres.
Bocoran Wikileaks menyebar lewat broadcast Blackberry Messenger disertai link yang mengarah kepada sebuah situs berita nasional. Dalam berita itu diungkapkan,. ada beberapa pertemuan melibatkan Hendropriyono untuk rencana pembunuhan Munir. Bocoran Wikileaks ini dan sempat dimuat di Sydney Morning Gerald, Sabtu (18/12/2010).
Kawat yang bocor itu dikirimkan dari Kedubes AS ke Washington DC, dengan judul "Kemungkinan Keterlibatan, Pejabat Negara di Jakarta".
Seorang perwira polisi berpangkat tinggi, dalam bocoran itu disebutkan mengetahui kalau Hendropriyono terlibat. Informasi itu diungkap pada Desember 2006. ”Perwira polisi tersebut menyatakan harapannya, bahwa dalang kasus tersebut akan terungkap,”.
Polisi ini mendapatkan informasi dari orang dalam BIN. Tapi orang dalam ini takut untuk memberi kesaksian di pengadilan. "Saksi itu mengatakan, hanya waktu dan metode pembunuhan berubah dari rencana semula. Rencana aslinya membunuh Munir di kantornya,".
Keterlibatan petinggi BIN juga dibocorkan lagi oleh Wikileaks pada Juni 2008, beberapa saat setelah Muchdi PR ditangkap. Kedutaan AS mendapatkan informasi dari pihak lain, ada bukti dari kepolisian yang mengemukakan ada pertemuan pejabat senior BIN untuk membunuh Munir.
Pertemuan itu, lanjut Wikileaks, merancang model seperti apa yang bagus untuk membunuh Munir. Diantaranya yang dipersiapkan adalah menembak Munir melalui penembak jitu, meledakkan mobilnya, hingga meminta bantuan dukun. "Beberapa usaha gagal sebelum akhirnya Munir diracun dalam. perjalanan ke Amsterdam pada bulan Oktober 2004,".
Wikileaks juga membeberkan sosok Muchdi, yang dinilai punya keberanian dalam melakukan pembunuhan. Dia juga dinilai punya kepribadian untuk melakukan hal itu. Dari berbagai informasi itu, pihak kedutaan mengambil sejumlah kesimpulan.
"Sebuah terobosan tentang siapa yang memerintahkan pembunuhan itu mungkin akan membutuhkan seseorang dengan informasi orang dalam untuk mengambil risiko luar biasa dalam memberikan kesaksian, dan akan membutuhkan perlindungan. Namun, polisi tampaknya telah diberikan perintah untuk menunjukkan kemajuan dalam kasus ini, mungkin karena perhatian internasional,".
Memang, sejumlah jenderal yang memiliki latar belakang intelijen dan ahli strategi militer, sekarang berkumpul dibelakang Jokowi, termasuk Jenderal Hendropriyono, Farid Zainuddin, dan Ian Santoso, semuanya berlatarbelakang dibidang intelijen. Mereka ini membackup Jokowi dan berjuang memenangkannya. Bahkan, Hendropriyono menyebut sebagai psikopat alias sakit jiwa. (jj/dbs/voa-islam.com)
Artikel Terkait
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Pesan yang baik, jangan emosional.Bila ingin mengkeritisi, pakailah dalil yang sahih.Dan identitasnya jelas. Komentar emosional, tidak ditayangkan